UMKM di Banda Aceh Meningkat Tajam, Aminullah: Solusi Tekan Angka Kemiskinan dan Pengangguran

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Car Free Day (CFD) Banda Aceh yang diselenggarakan setiap pagi Minggu di Jl Tgk Daud Beureueh bukan hanya sekedar sebagai sarana menyehatkan warga kota. Selain senam jantung sehat, live perfome anak-anak muda kreatif hingga menampilkan berbagai kesenian tradisional, ajang ini juga menjadi sarana dalam mendorong tumbuhkembangnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kutaraja.

“Pertumbuhan UMKM di Banda Aceh meningkat tajam. hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah UMKM di kota kita ini,” ujar Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, di CFD edisi Minggu (26/1/2020).

Sejak menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman memang sangat konsen dalam mendorong sektor UMKM terus berkembang. Berbagai kebijakan dan program dibuat Pemko agar sektor ini lebih berdaya.

Dari sisi jumlah, diungkapkannya UMKM saat ini di Banda Aceh telah mencapai 12.012. Meningkat tajam dibandingkan tahun 2017 (9.591 UMKM) dan tahun 2018 (10.944 UMKM).

“Ini harus kita dorong terus agar semakin berkembang, baik dari sisi jumlah maupun kualitas produk. Seperti yang ada di sepanjang area CFD ini juga kita hidupkan. Setiap minggunya kita akan beli produk-produk ini. Nanti kita gilir per SKPK,” kata Wali Kota.

“Kita berolahraga disini, berkumpul bersama keluarga kemudian membelanjakan uang kita disini. Ketika butuh minum dan makan, kita sama-sama makan disini, produk dari warga kita sendiri,” lanjutnya.

Solusi Tekan Angka Kemiskinan dan Pengangguran

Wali Kota kemudian mengungkapkan dampak positif dari tumbuhkembangnya UMKM. Katanya keberadaan UMKM berdampak pada menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran di ibukota.

“Komitmen Pemko menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, salah-satunya dari mendorong berdayanya UMKM. Semakin banyak UMKM yang berkembang maka akan semakin banyak lapangan kerja yang tercipta. Inilah solusi nyata menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran,” ungkapnya.

Saat ini lanjutnya, angka kemiskinan dan pengangguran di Banda Aceh terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2018 saja, kemiskinan di Banda Aceh berada diangka 7,25 %, turun dari 7,44 % pada tahun 2017.

Angka ini berbanding lurus dengan angka pengangguran yang saat ini berada di angka 7,29 %. Menurun jauh dari tahun 2016 yang berada di angka 12 %.

Wali Kota kemudian mengungkapkan alasan kenapa dirinya berkeinginan keras membentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah PT Mahirah Muamalah (MMS). Salah-satu tujuannya ingin melihat masyarakat dengan usaha kecil lebih maju, seperti UMKM.

“Mungkin sebelumnya sulit sekali mereka berkembang karena harus mengembalikan pinjaman dengan bunga besar ke rentenir. Tapi hari ini, Alhamdulillah sudah berkembang karena bantuan MMS yang sistemnya syariah,” ungkap Aminullah yang juga Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Aceh ini.

Dalam kesempatan ini, Aminullah juga menyinggung soal program pengurangan sampah plastik. Ia menghimbau warga membiasakan diri membawa tumbler dan mengurangi membeli makanan dan minuman yang kemasannya dari plastik sekali pakai.

“Biasakan membawa tumbler, ke CFD ini juga. Ini perlu kita biasakan agar Banda Aceh bebas dari sampah plastik. Di pendopo dan kantor-kantor lingkungan Pemko juga kita berlakukan agar sampah plastik berkurang,” ungkap Aminullah.

CFD kali ini, selain Wali Kota juga hadir Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Sekdakota Bahagia, Ketua PKK Hj Nurmiaty AR, Ketua DWP Ny Buraida Bahagia serta para Kepala SKPK yang berbaur bersama warga mengikuti berbagai kegiatan di area bebas kenderaan ini.

Komentar
Artikulli paraprakJembatan Penghubung Dua Gampong di Aceh Selatan Memprihatinkan
Artikulli tjetërWali Kota Banda Aceh Hadiri Maulid IMKB Bireun